Mata tertunduk tanda pelayan lama
Dikatakan untukmu indah menawan
Siapa juga tidak rupawan?
Negeri tampak seperti gaunnya, melebar, meriah, indah.
Berbondong burung pembawa permata dari penjuru dunia
Menyambut kedatangannya beserta raja
Sebagai insan kita tahu kapan harus berhenti, tiba-tiba berdiri, lagi.
Tak kuasa mengerti ia sedang bersedih.
Apapun dilakukan untukknya, berharap senyum ceria esoknya
Jika tiba hari bahagia
Gunung berjalan riangnya rasanya.
-Nugroho Anggara
Ratu, tertunduk karena cinta, atau tertunduk karena raja?
Bagaimana menurut Anda para pembaca?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H