Respon masyarakat tentunya positif menyambut penemuan “Kuburan Bawah Laut” ini, rasa berkabung yang sangat dalam disuarakan berbagai lini masyarakat. Walau kapal itu adalah kapal Jepang yang ditorpedo oleh Amerika Serikat semasa Perang Dunia II, kedua belah pihak tidak menunjukkan suara yang agresif menanggapi masa lalu itu.
Perlu diingat bahwa korban terbanyak yang tewas di dalam kapal itu bukan berasal dari Jepang maupun Amerika Serikat, melainkan warga Australia dan sebagian kecil warga negara lain. Hal ini juga memberi pengingat bagi dua kubu yang pernah berseteru untuk tidak mengulangi hal yang sama.
Kita Semua Sama.
Kesimpulan dari peristiwa ini adalah kita sebagai manusia sejatinya saling membutuhkan dan tidak perlu adanya perang sesama manusia. Dua pihak saja yang berseteru dapat memberikan dampak yang cukup besar bagi lainnya, belum lagi pihak-pihak yang menjadi kawan pihak yang berseteru.
Kematian masal tidak akan terjadi begitu saja, penyebabnya sudah pasti ada. Keserakahan sudah seperti selimut bayi bagi manusia semenjak ia lahir, itu sudah ada sejak manusia menghirup udara pertama kali di dunia. Walau begitu, kita bisa mengganti selimut keserakahan itu dengan baju hangat yang tersimpul dari cinta kasih sesama manusia. Salam perdamaian.
*) Nugroho Anggara Putra, Guru Bahasa Inggris, penulis, dan aktivis Pendidikan di Kota Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H