Banyak orang yang menghubungi pihak penemu kapal dan meminta mereka untuk mengabadikan foto-foto dasar laut maupun barang-barang yang masih bisa diselamatkan sebagai bentuk penghargaan.
Jika dilihat dari kabar berita di barat, rekaman media mengenai aksi heroik para pihak penemu maupun pembantu yang menemukan bangkai kapal itu terlampau banyak melebihi ungkapan berkabung bagi yang ditinggalkan.
Hal ini merupakan bentuk bukti bahwa masyarakat modern saat ini masih kurang memperhatikan sisi korban yang terdampak. Momen seperti ini memang penuh campuran antara kebanggaan dengan kesedihan. Bangga dengan prestasi tim penemu yang sanggup mengungkap keberadaan kapal itu dan memberikan kabar segar bagi keluarga yang ditinggalkan, sedih dengan kematian dan dampak yang begitu besar dari sang penebar luka sepanjang masa, Perang Dunia II.
Hikmah: Damai Adalah Pilihan.
Masa lalu biarlah menjadi yang lalu, mungkin pemikiran ini adalah tanggapan menancap bagi semua orang yang bersimpati dengan peristiwa waktu itu. Berangkat dari peristiwa itu tentunya kita sebagai masyarakat modern mempunyai beban moral yang harus kita teruskan sebagai masyarakat yang merasakan perdamaian, tidak seperti di masa lalu.
Penemuan kapal “Montevideo Maru” ini adalah sebuah “pengingat” dari Tuhan bagi kita untuk terus bersyukur dan menghindari pertikaian skala besar. Kita yang hidup dengan nyaman saat ini tanpa dikhawatirkan oleh bomb atau torpedo patut meresapi betul hikmah dari penemuan ini.
Negara-negara adidaya harusnya berpikir ulang dalam melakukan sesuatu walau hanya sekedar menahan ucapan-ucapan ketika tersulut seperti kalimat “…kami akan menekan tombol merah” dapat diganti dengan kata-kata diplomatis lainnya yang mengandung perdamaian.
Saat ini banyak sekali pertikaian antar negara yang sedang hangat, bahkan panas. Hanya saja, beberapa media luar negeri sengaja tidak begitu meliputnya karena beberapa alasan.
Entah apakah ada alasan khusus yang membuat berita “peperangan” tidak cukup menarik dijadikan berita utama, namun satu yang pasti warga dunia yang normal sudah merasa cukup dengan peperangan. Bahkan, sudah jarang saat ini anak laki-laki yang mengindamkan keseruan bermain tembak-tembakan di sebuah taman bermain bertemakan peperangan.
Rasa cukup telah memenuhi hati tiap manusia dengan pertikaian, ketidakadilan, dan pertempuran. Kehilangan adalah satu-satunya senjata yang ampuh untuk menundukkan manusia paling berkuasa sekalipun.
Perdamaian datang dari hati yang ikhlas dan penuh dengan cinta. Apa yang terjadi di masa lalu itu tidak ada hubungannya dengan turunan yang sekarang. Dalam kasus ini baik Jepang dan Amerika Serikat yang mana pihak yang dulu berseteru, sudah sepatutnya berkabung dengan berjabatan tangan sebagai bunga krisannya.