Minggu (28/6/2015) ada seminar menarik tentang politik. Seminar diadakan dalam rangka ulang tahun ke-10 Gereja Stasi Santo Ignatius Loyola Banjardawa Semarang. Temanya "Menjadi Pemilih Yang Cerdas". Pembicaranya Andreas Pandiangan, Dosen Fisipol Unika Soegijapranata Semarang dan Bekas Anggota KPU Jawa Tengah. Seminar dimaksudkan memberi informasi kepada umat katolik stasi soal politik dan pemilukada serentak Desember 2015.
Andreas mengemukakan beberapa hal menarik dalam ceramahnya. Pertama, perlu ditekankan bahwa semua orang tidak bisa lepas dari politik. Baik langsung maupun tidak, politik akan mempengaruhi kehidupannya sehari-hari. Kedua, pengertian politik yang benar adalah upaya mencapai kesejahteraan umum atau kesejahteraan masyarakat. Ketiga, dalam pemilu legislatif dan pemilukada maka suara akan dikonversi menjadi kursi dan jabatan. Satu suara akan sangat berarti karena ada beberapa kasus dimana pemenang pemilu legislatif atau pemilukada pemenangnya hanya terpaut beberap[a suara dari saingannya. Keempat, dalam memilih calon kepala daerah hendaknya pemilih dengan cermat memilih calon yang tepat dengan mencermati visi,misi, dan program kerjanya. "Biasanya calon yang baik programnya kongkrit, seperti: membangun jalan, membuat puskesmas menjadi kelas A sehingga bisa untuk rawat inap, sekolah sampai SLTA gratis, dan lain-lain," Ungkap Andreas pada seminar itu. Keempat, hindarilah politik uang dalam memilih. "Saya menganjurkan agar lebih memilih membuat kontrak politik, misal kalau bapak (calon Kepala Daerah) terpilih maka bapak harus mengerjakan ini dan itu," ungkap Andreas lagi.
Paparan Andreas sangat menarik dan kongkrit. Mungkin karena ia adalah pengajar Fisipol dan sekaligus praktisi politik karena ia bekas anggota KPU Jawa Tengah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI