Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seminar HIMPAS Undip 2015: MEA Berkah dan Musibah

12 April 2015   12:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)  yang akan berlaku akhir 2015 adalah berkah dan sekaligus musibah. MEA menjadi musibah jika Indonesia tidak siap menghadapinya. Demikian kesimpulan yang dapat ditarik dari seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pasca Sarjana (HIMPAS) Undip yang diselengarakan SAbtu 11 April 2015 di Gedung Pasca Sarjana Undip Semarang. Pembicara dalam seminar adalah Dr. Nugroho SBM, MSi dan Mirwan Suryapradana Phd (Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip) serta Dr. Muhamad Nuh DEA dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Undip.

Nugroho mengatakan berkah yang dapat diperoleh oleh Indonesia dengan MEA antara lain: pasar yang lebih luas, kesempatan kerja baru yang lebih besar, serta UMKM yang akan berkembang. Sedangkan musibah jika Indonesia tidak siap antara lain:  ksenjangan ekonomi antar negara ASEAN, SDM Indonesia yang belum sepenuhnya terdidik, kondisi infrastruktur yang masih buruk, homogenitas produk yang dihasilkan sesama anggota ASEAN, pengusaha yang lebih senang menguasai pasar dalam negeri, pemhaman masyarakat yang masih kurang tentang MEA, serta belum harmonisnya peraturan dan kebijakan ekonomi anatar negara ASEAN.

Untuk itu Nugroho menyatakan bahwa peningkatan infrastruktur dan kualitas SDM Indonesia mutlak perlu dilakukan secara terus menerus. Sosialisasi tentang MEA juga perlu dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat dan dunia usaha. SEcara khusus, menurut NUgroho, juga perlu perhatian lebih terhadap UMKM.

Sementara itu Mirwan yang lebih menyoroti SDM mengatakan bahwa MEA tak sepenugnya merupakan musibah atau berita buruk bagi SDM Indonesia. Mirwan mencontohkan banyaknya permintaan tenaga kerja Indonesia untuk merawat para lansia (lanjut usia) di luar negeri sangat besar. Masuknya SDM dari luar Indonesia juga tidak mudah karena perbedaan budaya, bahasa, dan lain-lain.

Sedangkan Dr. Muhamad Nur menyoroti peran Riset dan Teknologi menghadapi MEA. Menurut tMuhamad Nur, yang paling penting riset dan teknologi haruslah diaplikasikan dalam dunia nyata. "Misalnya saja bagaimana meningkaatkan kualitas buah-buahan Indonesia untuk bersaing dengan buah-buahan Thailand", kata Muhamad Nuh lagi. Jika hal itu tidak dilakukan maka menurut Nuh dunia Riset dan Teknologi akan memasuki apa yang disebut sebagai "lembah kematian".

Seminar dilanjutkan dengan rapat kerja pengurus HIMPAS Undip periode 2015-2016 yang pada acara itu dilantik oleh Pembantu direktur Pasca Sarjana Undip, Prof Suseno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun