Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

FPI Sudah Beri Sinyal Dukung Ahok, PKS Tetap Menolak dengan Alasan Demokrasi

29 Agustus 2016   22:14 Diperbarui: 29 Agustus 2016   23:03 3380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada dua fenomena menarik dari dua organisasi islam yang boleh dikatakan radikal atau fundamental yaitu FPI dan PKS. Habib Rizieq dalam pernyataannya yang dikutip oleh pers baru-baru ini menyatakan bahwa ia akan mendukung Gubernur non-muslim (jelas maksudnya Ahok) jika Gubernur itu santun dan mau membela kepentingan rakyat kecil. 

Ini pernyataan yang mengejutkan, sebab selama ini FPI secara konsisten menolak Ahok sejak ia terpilih sebagai Gubernur. Rupa-rupanya FPI sadar bahwa keinginan rakyat tak bisa dicegah jadi lebih baik menerimanya daripada menolak dan dimusuhi rakyat banyak.

Hal berbeda dilakukan oleh PKS. Dalam pernyataannya yang dikutip media massa baru-baru ini  Presiden PKS Shohibul Iman mengatakan bahwa PKS tak mendukung Ahok karena Ahok sudah kuat. PKS menginginkan proses pemilihan GUbernur DKI Jakarta berlangsung demokratis sehingga Ahok perlu dicarikan lawan yang kuat. Pihaknya mendorong PDIP untuk mencalonkan Tri Risma Maharani sebagai calon yang bisa mengimbangi Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang.

Menurut saya, itu alasan tersurat PKS. Kelihatan mulia dan rasional serta berselera tinggi. Tetapi kalau melihat rekam jejak PKS maka sebetulnya ada alasan tersirat PKS untuk tak mendukung Ahok dan sebaliknya mendukung Tri Risma yaitu tetap alasan agama. Ahok non-muslim dan Risma muslim yang taat (paling tidak ditunjukkan dengan jilbab yang dipakainya). 

Ini menunjukkan bahwa PKS paling tidak sudah lebih halus mengungkapkan visi dan misinya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun