SPI) tahun 2024. Survei tersebut  diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). BI mendapatkan skor 86,7 yang merupakan skor teringgi untuk katogori non kementrian skala besar.
Bank Indoneia (BI) mendapatkan skor tertinggi dalam Survei Penilaian Integritas (Namun ironisnya di sisi yang lain KPK tengah menyelidiki dugaan kasus korupsi dana Corporate Social Responsibility (CSR). Lho kok biasa ada dua hal yang kontradiktif?
Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan memberikan jawaban kepada pers atau dua hal kontradiktif tersebut. Menurut Pahala Nainggolan SPI didasarkan atas jawaban responden yang disurvei. Sementara kasus korupsi CSR BI berdasarkan atas penyelidikan dengan barang-barang bukti yang sampai sekarang masih berlangsung.
Menganalaisis lebih dalam hal tersebut maka dapat dikemukan hal sebagai berikut: Pertama, jika SPI di dasarkan pada hasil survei dan jawaban responden dan kenyataannya masih ada korupsi di BI maka berarti pemilihan respondennya tidaklah tepat. Responden yang disurvei tidak benar-benar mengetahui kondisi internal BI terutama dalam hal apakah ada potensi korupsi atau tidak.
Kedua, melihat dua hal kontradiktif tersebut persepsi publik seringkalli liar bahwa dalam hal penindakan korupsi seringkali tak luput dari motivasi politik. Banyak kasus korupsi yang sudah lama dilupakan diungkit kembali untuk kepentingan politik. Mudah-mudahan KPK segera mengungkap bukti-bukti yang valid sehingga rumor ini segera hilang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI