Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pertanyaan Sensitif Saat Liburan dan Cara Menjawabnya

21 Desember 2024   00:33 Diperbarui: 21 Desember 2024   00:33 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com

Saat liburan seperti liburan Natal dan Tahun Baru dimana kita berkumpul dan bertemu dengan banyak orang , sering kita menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sensitif. Pertanyaan-pertanyaan sensitif tersebut bisa meyinggung perasaan kita. Banyak contohnya. Seorang yang masih lajang tentu akan tersinggung ketika ditanyakan kepadanya pertanyaan sensitif: Kapan nikah? Pasaangan yang sudah menikah lama akan tidak nyaman ketika ditanya: kapan punya anak? Atau seseorang yang sudah lama kuliah dan belum lulus juga menghadapi pertanyaan: kapan lulus? Dan masih banayak lagi contoh yang lain. Jika tidak pandai-pandai menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut maka kita akan sakit hati yang berkelanjutan yang bisa berujung sakit mental maupun fisik serta mungkin juga seterusnya kita akan segan untuk kumpul-kumpul lagi di masa liburan yang akan datang.

Ada beberapa tips untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan sensitif seperti itu.

Pertama, jangan dimasukkan di hati pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anggap itu sebagai pertanyaan basa-basi belaka dan tidak memerlukan jawaban serius.

Kedua, bisa juga pertanyaan itu dibelokkan ke hal-hal lain yang tidak sensitif. Misalnya soal hobi atau hal-hal ringan lain yang membuat kita nyaman.

Ketiga, dikembalikan ke yang bertanya. Misal ketika ditanya soal jodoh oleh nenek. Maka kita bisa balik bertanya nostalgia dulu nenek ketemu kakek sehingga lalu nenek akan lupa pertanyaannya dan malah bercerita soal nostalgianya ketemu kakek.

Keempat justru meminta doa dan dukungan. Misalnya ketika kita ditanya sudah punya pekerjaan atau belum maka bisa kita jawab: mohon doa dan dukungannya saja supaya dalam waktu dekat bisa mendapatkan pekerjaan

Kelima, mengungkapkan secara terus teraang ketidaksukaan kita akan pertanyaan tersebut. Cara lain jika seseorang bertanya hal yang sangat sensitif dan kita kurang nyaman maka kita bisa mengatakan secara sopan bahwa kita tidak berkenan dengan pertanyaan tersebut. Maka jika yang bertanya adalah manusia normal ia akan menghentikan pertanyaannya tanpa mengharapkan jawaban kita.

Keenam, kita bisa juga menjawab apa adanya terhadap pertanyaan yang diajukan. Kejujuran bukanlah sesuatu yang memalukan. Orang yang bertanya juga tidak akan merendahkan kita atas jawaban jujur kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun