Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pembela dan Pengkritik

22 Oktober 2024   00:34 Diperbarui: 22 Oktober 2024   00:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Sang pembela mengatakan bahwa tuannya hendak menyapu bersih semua kotoran yang ada
Namun sang mengkritik mengatakan: bagaimana tuanmu hendak membersihkan kotoran ketika sapunya sendiri penuh kotoran yang melekat di sana

Sang pembela mengatakan bahwa tuannya berhasil menanam pohon yang kokh dan para pengkritiknya hanya membahas cabang dan ranting yang wajar ketika tak sempurna
Tetapi  para pengkritik berkata: tuanmu tidak menanam pohon yang kuat dan besar, itu hanya kelihatannya dan justru tuanmu memotong akar pohon sehingga pohon besar itu roboh pada waktunya

Sang pembela mengatakan tuannya akan mencegah agar ikan tak busuk kepalanya sebab ikan biasanya busuk mulai dari kepalanya
Sang pengkritik mengatakan bagaimana mencegah ikan busuk kepalanya, kan sekarang sudah banyak ikan busuk kepalanya dan tak mungkin mengganti kepala ikan dengan kepala ikan yang masih segar karena keduanya akan mati bersama

Demokrasi tak mengapa jika beda suara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun