Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaafkan Itu Mestinya Juga Melupakan

13 Agustus 2024   23:10 Diperbarui: 13 Agustus 2024   23:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Sebenarnya jika seseorang memaafkan baik orang lain maupun diri sendiri juga sekaligus melupakan kesalahan orang lain maupun diri sendiri. Jika seseorang memaafkan tetapi tidak melupakan dan masih menyimpan kesalahan orang lain maupun diri sendiri itu artinya dia berbohong.

Memaafkan di sini bisa memaafkan kesalahan orang lain tetapi juga kesalahan diri sendiri. Banyak orang yang mudah memaafkan kesalahaan orang lain tetapi sangat sult memaafkan diri sendiri. Dampak negatif dari sulitnya memaafkan diri sendiri dan orang lain adalah jiwa bisa terganggu yang pada akhirnya badan juga akan terganggu kesehatannya. Ini sesuai dengan pepatah yang mengatakan "Men Sana in Corpore Sano" atau dalam jiwa yang sehat akan terdapat badan yang sehat pula. Banyaak yang menayatakan juga bahwa banyak penyakit ragawi berasal dari batin dan jiwa yang sakit.

Lalu bagaimana caranya gar mudah memaafkan kesalahan baik kesalahan diri sendiri maupun orang lain? Pengalaman pribadi saya, saya selalu berpedoman pepatah: tidak ada manusia yang sempurna sebab kesempurnaan hanya milik Tuhan. Jadi ketika ada orang lain yang bersalah kepada saya baik sengaja maupun tidan maka saya akan ingat pepatah tersebut sehingga baik dia minta maaf ataupun tidak maka saya telah memaafkannya. Begitu pula kalau saya melakukan tindakan bodoh melakukan kesalahan makaa saya juga ingat peatah atau pedoman hidup itu.

Memang sering hal itu sulit saya lakukan. Untuk mengatasinya saya biasanya akan berdoa pada Tuhan mohon petunjuk dan kekuatan untuk memberikan maaf kepada seseorang yang melakukan kesalahaan pada saya maupun terhadap kesalahan saya sendiri. Dalam doa itu sering juga terdengar suara hati yang mengatakan mengapa kamu sult memaafkan sedangkan Tuhan sendiri maha pengampun dan murah hati? Lalu tenangnlah hati saya dan mulai memaafkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun