sekolah pagi hari Budi mengatakan kepada ibunya bahwa ia pulang sore karena ada pelajaran tambahan di sekolah untuk menghadapi ujian akhir. Lalu Budi ke sekolah - seperti biasanya - menaiki sepedanya.
Ketika berangkatKetika hari sudah sore, Budi ternyata belum pulang juga. Ibunya mulai gelisah.
Tapi ketika hari mulai malam, tiba-tiba budi sudah ada di depan rumah. Mukanya murung dan sedih. Ibunya menambutnya dengan gembira tapi tak bertanya mengapa Budi pulang telat menjelang malam. Budi lalu merangkul ibunya dan berkata: "Budi ingin memeluk ibu dan memastikan ibu baik-baik saja".Â
Ibunya heran dan berkata: "Lho kan kita ketemu setiap hari. Tadi pagipun kita ketemu kan sebelum kamu ke sekolah?. Sudah kamu mandi air hangat sana dulu lalu nanti ibu buatkan teh panas dan makan malam yang hangat. Badanmu digin semua gitu mungkin karena lapar ya dan udara dingin di luar".
Budipun masuk ke rumah dan berkata:" Budi juga ingin meliha adik dulu bu." Ibunya semakin heran dengan perilaku Budi. Lalu Budi masuk ke kamar adiknya.
Namun tiba-tiba di luar ramai orang dan ada yang mengetuk pintu. Salah seorang dari mereka berkata:" Maaf sekali bu. Kami ikut berbela sungkawa. Kami tadi menemukan Budi anak ibu kecelekaan tertabrak mobil. Kami sudah membawanya ke rumah sakit tapi jiwanya tidak tertolong".
Ibu Budi mengatakan: "Ah tidak mungkin. Anak saya tadi baru saja pulang. Dia baik-baik saja. Sebentar saya lihatnya di dalam".
Namun ketika Ibu Budi mencari Budi di dalam rumah ia tak menemukan Budi. Rupanya yang datang tadi adala arwah Budi yang ingin berpamitan untuk terakhir kalinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H