Mahkamah Konstitusi  (MK) akhirnya sudah membuat keputusan tentang sengketa hasil Pemilu Presiden - Wakil Presiden 2024. Meski keptusan itu tidak bulat karena ada 3 hakim yang mempunyai pendapat berbeda. Keputusannya adalah menolak semua permohonan dari Paslon 1 dan 3. Dengan demikian Paslon nomer 2 yaitu Prabowo-Gibran sudah pasti menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Patut dihargai bahwa Paslon 1 dan 3 menerima keptusan MK tersebut. Patut dihargai pula sikap masyarakat Indonesia yang tidak membuat protes dan gejolak yang berarti.
Oleh karena itu ini saatnya masyarakat Indonesia kembali bersatu dan mengerjakan beberapa Pekerjaan Rumah (PR) khususnya di bidang ekonomi yang belum sepenuhnya terselesaikan. Berikut beberapa PR di bidang ekonomi yang perlu diselesaikan.
Pertama, masalah ketahanan pangan. Definisi ketahanan pangan ini adalah tercukupinya kebutuhan pangan rakyat dengan harga yang terjangkau. Dalam definisi ini artinya masih dibuka kemungkinan untuk impor.Â
Impor pangan khususnya beras memang sering dianggap ada dampak negatifnya, antara lain: menguras cadangan devisa kita dan pasokannya sering terganggu oleh berbagai hal misalnya perang antar negara sehingga harganya juga tinggi.Â
Sebenarnya akan lebih baik kalau yang dicapai adalah kedaulatan pangan yaitu pangan bisa dicukupi sendiri dari produksi dalam negeri. Beberapa upaya sudah dilaksanakan pemerintah antara lain dengan Food Estate yang belum berhasil. Perlu dipikirkan upaya-upayaa lain.
Kedua, Volatilitas atau gejolak nilai tukar rupiah khususnya terhadap dolar AS. Gejolak tersebut sering cenderung rupiah mengalami pelemahan nilai tukarnya terhadap dolar AS. Ini memang khususnya tidak hanya tugas pemerintah tetapi juga terutama tugas Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral.Â
Nampaknya upaya-upaya untuk meninggalkan dolar AS dalam transaksi perdagangan antara Indonesia dengan berbaga negara lain dengan menggunakaan mata uang rupiah atau mata uang negara patner dagang perlu terus diperluas. Dengan melepas sedikt demi sedikit terhadap ketergantungan kita terhadap dolar maka kurs rupiah terhadap dolar AS akan semakin stabil dan menguat.
Ketiga, hilirisasi sumberdaya alam (SDA) yang sudah mulai dirintis pemerintah perlu terus dilakukan dengan lebih serius. Dengan hilirisasi SDA tersebut ada beberapa dampak positif, antara lain: Harganya akan lebih tinggi jika dieksor dan bisa memenuhi kebutuhan sebagai bahan baku berbagai industri dalam negeri.
Keempat, masalah kemiskinan dan ketimpangan atau kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Meski julah penduduk miskin menurun tetapi jumlagnya masih cukup besar.Â
Di samping itu kesenjanagana antara si miskin dan si kaya juga masih cukup tinggi. Memang ada upaya untuk mengentaskan si miskin dengan berbagai subsidi termasuk Bansos tapi tampaaknya itu belum cukup. Perlu program-program pemberdayaan di mana simiskin perlu diberi ketrampilan dan akses modal yang lebih besar.