Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Apa yang Harus Kita Lakukan Ketika Rupiah Melemah?

17 April 2024   00:03 Diperbarui: 20 April 2024   23:59 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com

Sekarang ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah sampai melebihi Rp 16.000 per dolar AS. Banyak orang cemas akankah hal ini akan memicu Krisis Ekonomi seperti tahun 1997/1998 yang menyebabkan kejatuhan Orde Baru yang sudah 32 tahun berkuasa.

Terhadap pertanyaan ini tampaknya melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak akan menyeret ke krisis eko sudah ada nomi seperti tahun 1997/1998 sebab berbeda dengan tahun 1997/1998 sekarang sudah ada beberapa kebijakan sebagai penangkal (bumper).

Beberapa kebijakan itu misalnya kebijakan penjaminan simpanan dan tabungan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan sehingga memperkecil kemungkinan pengambilan uang secara besar-besaran (Rush) yang bisa menmbulkan krisis keuangan dan ekonomi.

Kedua, kebijakan makroprudensial yang mewajibkan bank menyisihkan cadangan modal ketika kondisi ekonomi membaik yang bis digunakan untuk memperkuat modal ketika ekonomi memburuk.

Ketiga, sudah ada protokol atau prosedur untuk menangani krisis dengan melibatkan banyak lembaga yaitu Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementrian Keuangan, dan LPS.

Keempat, kebijakan penanganan utang luar negeri dengan misalnya melakukan diversikasi atau penganekaragaman utang luar negeri dari sisi: jangka waktu (ada utang jangka pendek, menengah, dan panjang), denominasi mata uang (ada yanag dalam dolar AS, pound sterling, Euro, dan lain-lain)., dan asal lembaga pemberi utang (ada negara  dan ada lembaga donor seperti Bank Dunia dan IMF).

Sebenarnya naik turunnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sesuatu yang wajar karena sekarang ini Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang penuh (free floating rate) hanaya memang ada batas nilai tukar yang disebut ambanag psikologis yang sekaranag ini sekitar Rp 15.000 per dolar AS. Lalu bagaimana dari sisi masyarakat sendiri dalam neghadapi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS seperti yang terjadi saat ini?

Pertama, masyarakat jangan panik dan ikut-ikutan misalnya menukar rupiah yang dimiliki dengan dolar AS. kalau masyarakat panik dan menukar rupiah dengan dolar AS maka justru akan memperparah keadaan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan semakin melemah karena kalau masyarakat ramai-ramai menukar ru[iah ke dolar AS berarti permintaan dolar AS semakin naik.

Kedua,  Masyarakat hendaknya membeli barang-barang produksi dalam negeri menggantikan barang impor. Impor akan menyebabkan permintaan dolar AS naik dan akan membuat rupiah melemah terhadap dolar AS.

Ketiga,  investasi tidak langsung (investasi portofolio) tetap dapat dilakukan masyarakat misalnya dengan membeli Surat Utang Negara (SUN) yang resikonya kecil tetapi masih mendapatkan imbal hasil (return) yang lumayan untuk menggantikan investasi tidak langsung lam dolar AS.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun