aktivis melepas jaket almamaternya
SangIa duduk termenung sedih sambil mengusap keringat yang mengucur di dahinya
Ia merasa telah berjuang sekuat tenaga menegakkan ke adilan dan kebenaran tuk keselamatan negara dan bangsanya
Bahkan pengorban terbesarnya ia rela diputus pacarnya yanag ingin ia segera lulus dan mapan dengan pekerjaannya
Tapi mengapa seperti ini hasil akhirnya?
Di tengah kesedihannya ia dihampiri kakek tuaÂ
Rupanya seorang veteran yang sederhana
Kakek itu mengelus kepala sang aktivis mahasiswa
Tenang nak ini bukan akhir segalanya
Terus berjuang tanpa lelah dengan darah dan airmatamu, itu tak percuma
Tuhan tentu tak rela tanah  dan bangsa kita dikuasai oleh mereka yang cinta harta dan kuasa
Seperti bapak juga tak pernah menyesal berjuang demi Indonesia merdeka, meski kini bapak tak punya apa-apa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H