sekolah yang terkenal di kotanya. Sekolah itu memang sudah lama berdiri sehingga gedungnya memang kuno tetapi masih terpelihara dengan baik. Termasuk juga gedung perpustakaannya. Letak gedung perpustakaan sedikit agak jauh dari kelas-kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Perpustakaan itu dibuka sampai sore untuk memberi kesempatan bagi para murid untuk mengerjakan pekerjaan rumah untuk yang malas mengerjakannya di rumah dan memberi kesempatan para murid mencari bahan untuk tugas-tugas yang diberikan oleh para guru.
Beni bersekolah disebuahPada suatu sore ketika perpustakaan sudah sepi dan hampir tutup, Beni masuk secara tergesa-gesa ke perpustakaan untuk mencari bahan-bahan guna mengerjakan tugas untuk suatu mata pelajaran. Yang tinggal hanyalah seorang petugas perpustakaan yang bersiap-siap berkemas pulang dan menutup perpustakaan.
Beni meminta waktu kepada petugas tersebut untuk mencari buku dan bahan lain untuk mengerjakan tugas. Petugas itu mengiyakan. Mulailah kemudian Beni berkeliling mencari buku yang dibutuhkannya. Namun tak juga ditemuinya. Ia lalu pergi ke pojok perpustakaan yang letaknya agak jaug dari si penjaga perpustakaan. Tiba-tiba dilihatnya seorang gadis berseragam sekolah juga sedang mencari buku di rak. Beni mendekati gadis itu dan menyapanya. Tetapi gadis itu hanya menunduk dan tiba-tiba menyerahkan beberapa buku kepada Beni sambil tersenyum. Â Beni heran karena buku yang diserahkan gadis itu adalah buku yang ia cari-cari. Ia lalu mengucapkan terima kasih pada gadis itu dan berbasa-basi mengenalkan dirinya serta menawarkan mau pulang bersama. Tapi sang gadis menolak dan malah pergi dengan cepat meninggalkan perpustakaan.
Beni lalu menyerahkan buku itu kepada petugas perpustakaan untuk dicatat karena akan dipinjamnya. Petugas perpustakan itu dengan wajah keheran-heranan bertanya kepada Beni siapa yang tadi diajaknya bicara. Ia menjawab bahwa tadi ada seorang siswi yang menolongnya mencarikan buku. Petugas itu heran dan mengatakan bahwa setahunya tak ada lagi orang yang ada di perpustakaan dan Beni adalah orang yang terakhir.
Ketiak petugas itu membuka halaman buku untuk mencatatnya ada berkas bercak darah segar di halaman buku itu. Petuas itupun bertanya apakah Beni terluka tersayat ketika mengambil buku itu dari rak besi. Beni mengatakan ia tak terluka karena yang mengambilkan buku itu adalah gadis tadi. Sontak saja baik BEni maupun petugas perpustakaan itu berdiri bulu kuduknya dan mereka berdua segera bergegas meninggalkan gedung perpustakaan.
Ketika Beni keesokan harinya menceritakan pengalamannya itu, banyak temannya yang ternyata punya pengalaman yang menakutkan itu. Dari cerita mulut ke mulut, hantu perpustakaan itu kemungkinan adalah arwah penasaran seorang siswi yang rajin ke perpustakaan yang dulu meninggal mendadak di perpustakaan itu karena serangan jantung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H