termotivasi untuk bertindak dengan benar dan baik. Bahkan dia akan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Namun pujian yang salah justru berdampak negatif antara lain: anak menjadi sombong atau bahkan bingung karena semua perbuatannya dipuji orangtua. Berikut beberapa tips memberikan pujian yang benar pada anak.
Setiap anak pasti  suka untuk dipuji. Pujian yang benar dan tepat akan membuat anakPertama, pujian hendaknya realistis dan jangan terlalu bombastis. Pujian yang bombastis misalnya dengan mengatakan: Kamu adalah anak paling hebat di dunia. Jika mendengar pujian yang bombastis, justru sang anak bisa menarik kesimpulan bahwa pujian orangtuanya adalah basa-basi belaka.
Kedua, memuji dengan menyertakan dampak atau konsekuensi positif dari tindakannya yang dipuji. Contohnya: bagus sekali tindakan kakak mengembalikan mainan pada kotak tempatnya, rumah kita jadi rapi kembali. Sang anak dengan demikian memahami bahwa setiap pebuatannya yang baik dan membawa dampak yang positif memang patut dipuji sehingga dia akan selalu bertindak yang berdampak positif sehingga akan mendapatkan pujian.
Ketiga, hindari memberikan pujian disertai mengungkit kesalahan anak di masa lalu. Contohnya: nah begitu sekarang kakak sudah besar dan jadi anak pintar sudah bisa merapikan kamar sendiri. Tidak seperti dulu kamar kakak berantakan sehingga mata ayah sakit. Dengan mencampurkan pujian dan kritik sekaligus maka sang anak bingung sebenarnya orangtua akan memuji atau mengingatkannya pada kesalahannya di masa lalu. Dengan demikian pujian tidak efektif.
Keempat, pujilah usahanya juga dan jangan pada hasilnya. Misalnya ketika mendapatkan nilai bagus untuk suatu mata pelajaran maka gunakan kata-kata: wah nilainya bagus yaa kakak karena belajar dengan keras. Hal ini akan membuat anak mengerti bahwa hasil akan seiring dengan usaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H