penyakit. Sudah banyak dokter yang dikunjunginya, semuanya menyatakan bahwa isterinya itu sehat alias baik-baik saja. Tapi selalu isterinya tidak puas dengan jawaban para dokter tersebut dan terus melakukan pemeriksaan ke dokter-dokter yang lain lagi. Ada gejala sakit biasa - misalnya pusing biasa- sang isteri langsung menduga bahwa ia menderita kanker otak yang parah.
Teman saya mengeluhkan perilaku isterinya. Isterinya- menurut penuturan dia - selalu mengeluh bahwa dia menderita suatuPerilaku isterinya yang demikian itu tent membuat teman saya itu sedih dan kadang puisng sendiri. Maklum ia harus setiap waktu keliling ke dokter-dokter untuk mengantar isterinya itu. Hal tersebut tentu menguras pikiran, waktu, tenaga, dan juga uang atau biaya. Namun teman saya itu tak berani mengatakan terus terang pada isterinya bahwa isterinya baik-baik saja.
Perilaku isteri teman saya itu dalam dunia medis dan psikologi disebut sebagai Hipokondria atau bahasa asingnya disebut Illnes Anxiety Disorder atau kecemasan berlebihan bahwa seseorang menderita sakit. Ada beberapa ciri seseorang menderita HIpokondria dari beberapa sumber yang saya baca.
Pertama, cemas berlebihan terhadap penyakit ringan. Misalnya ketika sakit kepala biasa maka diangganya itu gejala kanker otak. Jika sakit perut biasa karena salah makan, dianggapnya itu adalah gejala kanker lambung. Dan Contoh lainnya. Beberapa ahli jiwa mengatakan bahwa untuk seorang penderita Hipokondria maka kecemasan itu bisa berlangsung lama sekitar 6 bulan. karena kecemasan ini maka ada kemungkinan dia menderita psikosomatis yaitu penyakit fisik yang disebabkan oleh penyakit kejiwaan.
Kedua, selalu berfokus pada bagian-bagian tubuh tertentu. Contohnya kepala (merasa menderita kanker otak), perut (merasa menderita kanker lambung). Dan bagian tubuh lainnya.
Ketiga, terus membicarakan kondisi kesehatannya pada orang-orang di sekitarnya atau yang ditemuinya. Ia akan mengatakan pada oranag-oraang di sekitarnya bahwa  ia menderita berbagai penyakit serius. Seringkali ia mendominasi pembicaraan dengan menceritakan panjang lebar tentanag dugaan sakitnya.
Keempat, selalu mencari pembenaran bahwa memang ia benar-benar sakit. Misalnya dengan mencari sumber dari internet. Padahal informasi kesehatan dari internet seringkali tidak valid.
Kelima, menoleksi berbagai alat kesehatan untuk tes kesehatan misal: thermometer, tensimeter, oximeter, dan lain-lain dan sering menggunakannya.
lalu bagaimana menyembuhkan orang yang menderita Hipokondria? Harus ada seseorang dekat yang bisa menyakinkan penderita bahwa ia memang baik-baik saja dan memberi saran supaya yang bersangkutan baik-baik saja. Obat yang paling mujarab dari penyakit psikologis biasanya datang dari dalam diri penderitanya. Jika saran dari orang dekat tidak bisa menyembuhkan maka alangkah baiknya yang bersangkutan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H