hujan deras pada suatu malam. Dalam gelapnya malam dan hujan yang deras itu ia melihat sosok gadis cantik tengah berteduh sendirian di sebuah emperan toko yang sudah tutup.
Anto mengemudikan mobilnya di tengahAnto menghentikan mobilnya dan karena kasihan ia menawari sang gadis untuk masuk ke mobilnya untuk ia antarkan pulang. Sang gadis menagangguk lalu masuk ke mobil.
Dalam perjalanan sang gadis hanya diam saja dan menunduk. Ketika melewati sebuah rumah sederhana di pinggir jalan, gadis itu menepuk pundak Anto. Anto tanggap akan isyarat itu dan menghentikan mobilnya lalu menepi. Si gadis keluar  dari mobil dan masuk ke rumah itu.
Setibanya Anto di depan rumahnya ia melihat sebuah dompet di jok mobil di sebelahnya. Anto lalu menyadari bahwa itu adalah dompet gadis yang tadi dihantarkannya pulang. Anto lalu berpikir lebih baik besuk ia akan mengembalikan dompet itu ketika pagi hari ketika ia berangkat ke kantor.
Maka keesokan harinya Anto berangkat ke kantor dan terlebih dahulu mencari rumah gadis yang diantarnya pulang semalam untuk mengembalikan dompetnya yang tertinggal di mobil. Ketika Anto masuk ke halaman rumah itu dan mengetuk pintu yang keluar adalah seorang wanita setengah tua.
Ketika Anto menyampaikan niatnya untuk mengembalikan dompet seorang gadis penghuni rumah itu yang tertinggal di mobilnya, perempuan setengah tua itu justru menangis sekeras-kerasnya. Ternyata itu adalah dompet anak gadisnya yang meninggal karena korban tabrak lari sebuah mobil. Si ibu mengatakan bahwa ini bukan kejadian yang pertama dan satu-satunya lelaki yang menghantar sebuah dompet yang tertinggal di mobilnya karena habis menghantar seorang gadis ke rumah itu. Berarti gadis yang diantar Anto dengan mobilnya tadi malam adalah gadis anak si ibu yang meninggal karena tertabrak mobil dan si pengendara mobil melarikan diri alias tak mau bertanggungjawab.
Rupa-rupanya arwah si gadis masih terus gentayangan untuk meminta pertanggungjawaban si pengendara mobil yang menabraknya dan tak mau tanggungjawab.
Mengetahui hal itu, Anto menyarankan kepada sang ibu untuk menyelenggarakan doa khusus untuk mendoakan arwah sang gadis supaya arwah sang gadis tenang serta meminta agar arwah sang gadis memaafkan si penabraknya sehingga perjalanan arwahnya ke alam keabadian bisa berjalan dengan lancar. Si ibu menuruti saran Anto dan menggelar doa bersama untuk kedamaian jiwa si gadis dan Anto diundang hadir. Dan benarlah sejak saat itu tak ada lagi laki-laki yang menghantar dompet yang tertinggal di mobilnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H