seorang mahasiswi yang selalu duduk di belakang dan menunduk. Ia tak pernah bicara dengan teman-teman kuliahnya. Ia juga selalu mengenakan rok bawahan hitam dan blus berwarna merah.
Di setiap kuliah, adaSudah selama seminggu sejak perkuliahan dimulai untuk mahaiswa baru, gadis itu selalu rajin masuk kuliah. Perilakunya juga sama, aneh. Selalu menunduk. Selalu tak pernah bicara dengan teman kuliahnya. Dan yang lebih aneh jika dosen memanggil satu-satu untuk mencek apakah daftar hadir yang ditandatangani sama dengan kehadiran, gadis itu tak pernah disebut dan ada dalam daftar absen. Dosen-dosen yang masuk dan juga teman-temannya mengira bahwa gadis itu adalah seorang mahasiswi beda angkatan yang ingin sebagai mahaiswa tamu (sit in) jadi tidak perlu absen dan mengerjakan tugas-tugas kuliah.
Sampai kemudian setelah seminggu kuliah yaitu hari pertama minggu berikutnya datanglah sepasang bapak dan ibu yang menemui dekan di fakultas tersebut. Bapak-ibu itu dengan sedih mengatakan bahwa sebenarnya anaknya diterima di fakultas tersebut. Tapi untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak, dalam perjalanan ke kota untuk mencari kost dan mempersiapkan kuliah, anak gadisnya tertabrak motor dan meninggal. Karena penasaran dengan cerita tersebut DEkan dan seluruh dosen yang ada di ruangan bertanya ciri-ciri gadis calon mahaiswi yang meninggal itu.
Ternyata ciri-cirinya sama dengan gadis yang selalu duduk di belakang dan menundukkan kepalanya. Pakaian rok bawahan hitam dan blus warna merah adalah pakaian yang dikenakannya saat ia tertabrak motor hingga meninggal.Â
Mendengar itu gegerlah seluruh fakultas. Tapi ada yang jatuh kasihan dengan jiwa sang gadis yang selalu hadir di kuliah. Maka diadakanlah selamatan untuk minta belas kasihan TUhan agar jiwa sang agdis tenang dan tidak hadir lagi di setiap perkuliahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H