Baru-baru ini Bank Syariah Indonesia (BSI) terkena serangan Hacker yang membuat nasabahnya tidak bisa mengakses layanan BSI untuk beberapa waktu. Serangan hacker tersebut tampaknya ditujukan kepada BSI sebagai perusahaan tetapi yang menanggung akibatnya adalah para nasabahnya. Berarti yang perlu dibenahi adalah sistem kemanan digital BSI sehingga di kemudian hari tidak bisa dibobol lagi.
Dalam prakteknya serangan siber atau hacker bisa juga ditujukan terhadap pribadi masing-masing nasabah, dan bukan kepada bank sebagai perusahaan.
Ada beberapa tips sederhana untuk menjaga serangan siber atau hacker terhadap data nasabah bank sebagai pribadi.
Pertama, gunakan sandi (password) atau PIN yang kuat untuk transaksi atau rekening bank kita yang tak mudah diketahui atau ditebak oleh orang lain.
Kedua, jangan membagikan akses kepada rekening bank yaitu password atau PIN rekening kepada sembarang orang.
Ketiga, tidak mennyimpan password atau PIN tersebut di tempat-tempat yang mudah diketahui orang banyak
Keempat, periksa sebelum melakukan transaksi khususnya transaksi perbankan digital. Apakah transaksi tersebut legal dan jelas tujuannya.
Kelima, setiap kali melakukan transaksi nasabah akan menerima notifikasi atas transaksi tersebut. Periksalah notifikasi tersebut. JIka dari notifikasi tersebut mengindikasikan transaksi yang mencurigakana maka segeralah menghubungi pihak bank.
Keenam, jangan melakukan transaksi digital di tempat-tempat yang tidak aman, misal: warnet dan wifi gratis karena data kita akan mudah dicuri.
Ketujuh, lakukan log out setelah melakukan transaksi digital.
Kedelapan, jika HP hilang  maka lekaslah block sim cardnya lewat providernya