Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ini Dampak Negatif Jika Sering Membandingkan Anak dengan Anak Lain

12 November 2022   22:21 Diperbarui: 12 November 2022   22:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gaambar: bonsernews.com

Membandingkan anak kita dengan anak lain yang lebih baik, misalnya dalam hal prestasi belajarnya, memang bertujuan baik. Tujuannya supaya anak kita ikut terpacu menjadi lebih baik.

Namun bila tidak hati-hati dan dilakukan terlalu sering maka akan ada beberapa dampak negaatif. Ini beberapa dampak negatif jika terlalu sering membandingkan anak kita dengan anak lain tanpa menghargai atau mengapresiasi usaha anak kita untuk menjadi lebih baik.

Pertama, anak menjadi rendah diri. Karena sering dibandingkan dengan anak lain yang lebih baik maka pada akhirnya ia akan merasa bahwa ia memang anak yang tak bisa berprestasi atau menjadi anak yang baik dalam berbagai bidang. Ini akan menganggu perjalanan hidupnya.

Kedua, anak menjadi tertekan atau stress.  Karena sering dibandingkan maka anak kita akan terus berpikir bagimana ia akan menjadi sama dengan anak yang dibandingkan sehingga ia akan menjadi stress. Kalau stress berkepanjangan justru apa yang orangtua harapkan yaitu agar naaknya lebih baik tidak akan tercapai bahkan menyebabkan anak menjadi lebih buruk karena stress.

Ketiga, hubungan orangtua dan anak menjadi idak baik. Anak akan menganggap bahwa orangtuanya adalah orang yang tahunya hanya menuntut dan tidak pernah mengapresiasi sesuatu yang baik yang pernah dicapai atau dilakukannya.

Keempat, akan timbul persaingan yang tidak sehat bahkan kecemburuan serta kalau idak hati-hati akan timbul perkelahian antara anak kita dengan anak yang dibandingkan.

Kelima, anak akan menjadi anti sosial dan mengurung diri serta tidak mau berkumpul dengan teman-temananya. Ia merasa tidak ada yang bisa dibanggakan dari dirinya sehingga menurutnya lebih baik tak berkumpul dengan teman-temannya dan menarik diri dari pergaulan.

Keenam, justru talenta atau bakatnya tak akan berkembang. Anak sebenarnya punya talenta dan bakat sendiri-sendiri. Mungkun orangtua ingin anaknya pintar matematika seperti anak yang lain. 

Lalu dibandingkanlah ia dengan anak lain dalam hal matematika. Namun sebenarnya anak kita pandai dalam hal bahasa Indonesia dan sastra dengan menciptakan puisi yanag indah dan berbobot. Tapi karena dibandingkan dalam hal matematika yang memang ia krang pandai makaa bakatnya dalam bahasa Indonesia dan sastra menjadi tidak ikut berkembang.

Kesimpulannya hati-hati dalam mebandingkan anak dengan anak lain. Jangan terlalu sering dilakukan dan harus diimbangi dengan pujian jika anak mencapai sesuatu yang baik dan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun