tahun 2023 depan. Ini berarti harga rokok juga secara rata-rata akan naik 10 persen.
Menteri keuangan Sri Mulyani resmi mengumumkan bahwa cukai rokok akan naik rata-rata 10 persenPertanyaannya: akankah kenaikan cukai rokok yang diikuti dengan kenaikan harga rokok ini akan membuatt sebagian orang berhenti merokok dan dengan demikian jumlah perokok akan berkurang?
Jawabnya belum tentu atau bahkan cenderung tidak. Mengapa? Karena orang merokok itu mencandu. Berapapun harganya akan dibeli dan dikonsumsi.
Memang sebenarnya cukai adalah pajak yang dikenakan untuk mengurangi konsumsi produk atau barang yang sebenarnya berbahaya atau tidak baik bagi kesehatan, yaitu antara lain: rokok dan minuman beralkohol. Jadi naikkan saja cukai setinggi-tingginya nanti jumlah pengkonsumsi rokok dan minuman beralkohol akan berkurang atau bahkan hilang dan utu sesuatu yang baik.
Namun tampaknya pemerintah Indonesia dalam hal cukai rokok masih mendua hati. Cukai rokok  nampaknya masih diandalkan sebagai sumber penerimaan negara. Di APBN tahun 2020 lalu misalnya penerimaan cukai rokok  merupakan 97 persen dari seluruh penerimaan cukai dan 10,11 persen dari total penerimaan dalam negeri.Â
Di samping itu industri rokok juga masih merupakan industri penampung kesempatan kerja yang besar. Oleh karena itu pemerintah sangat hati-hati dalam menetapkan persentase kenaikan cukai rokok dari tahun ke tahun.
Di samping itu tampaknya pemerintah juga menjaga jangan sampai kenaikan cukai rokok ini justru menciptakan banyak produksi rokok yang ilegal (menggunakan cukai yang tak sesuai kelas pabriknya, menggunakan cukai palsu, atau tidak menggunakan cukai sama sekali).Â
Khusus untuk pabrik rokok tanpa cukai tentu akan sangata membahayakan ksehatan karena menjadi tak terawasi oleh pemerintah.
Untuk mengurangi dampak negatif rokok sebenarnya ada keharusan bahwa sebagian hasil cukai rokok itu dikembalikan untuk biaya kesehatan yang terkena dampak negatif rokok baik petokok pasif maupun aktif. Namun tampaknya aturan ini belum sepenuhnya dilaksanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H