Pandemi Covid-19 baru saja mereda, kini ada ramalan bahwa tahun 2023 Indonesia akan menghadapi resesi ekonomi. Secara umum resesi ekonomi berarti penurunan kegiatan ekonomi. Indikator utamanya adalah turunnya pertumbuhan ekonomi.
UMKM sampai saat ini merupakan unit usaha yang penting dalam perekonomian Indonesia. Data menunjukkan saat ini ada sekitar 64 juta unit UMKM atau 99 persen dari total badan usaha di Indonesia. Tenaga kerja yang bekerja di UMKM saat ini juga merupakan 97 persen dari total tenaga kerja yang bekerja di Indonesia.
Agar bisa bertahan dari resesi ekonomi maka UMKM bisa mengantisipasinya dengan melakukan beberapa hal.
Pertama, menerapkan ide baru dalam kemasan produk. Untuk mengantisipasi turunnya daya beli UMKM bisa memperkecil kemasannya sehingga masih terbeli konsumen. Hal ini dulu banyak dilakukan oleh paara pengusaha yang memperkecil ukuran kemasan produknya ketika terjadi krisis tahun 1998. Kita waktu itu bisa melihat kemasan sachet kecil-kecil untuk produk shampo, kopi, dan lain-lain.
Kedua, dalam hal pemasaran juga perlu ide kreatif. Salah satunya memanfaatkan teknologi digital dimana pelanggan bisa memesan lewat teknologi digital. Bisa juga dengan melakukan pelayanan tambahan misal barang pesanan bisa diantar gratis. Atau bisa juga memberikan bonus berupa barang di luar barang yang dibeli.
Ketiga, menjual keramahtamahan. Meski kelihatan sepele tetapi keramahtamahan akan meningkatkan daya jual produk. Konsumen akan lebih senang meembeli barang pada penjual yang ramah meskipun harga jualnya sama bahkan lebih mahal sedikit dibanding penjual lain.
Keempat, melakukan promosi yang agresif di media-media sosial seperti facebook, Grup Whatt app, Instragram, line dan lain-lain.Selama ini media-media sosial hanya digunakan untuk mengunggah foto atau status tetapi jarang yang digunakan untuk promosi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H