Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gerakan Tubuh yang Harus Dihindari Ketika Wawancara Kerja

29 Agustus 2022   22:38 Diperbarui: 29 Agustus 2022   22:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: ekrut.com

Dalam wawancara kerja, pewawancara menilai si pelamar kerja tidak hanya dari kemampuan menjawab pertanyaan dan keahlian serta pendidikannya. Seringkali pewawancara juga melihat gerakan tubuh dari yang diwawancarai.

Ada beberapa gerakan tubuh yang harus dihindari ketika melakukan wawancara untuk melamar kerja.

Pertama, tatapan mata atau pandangan yang kosong. Tatapan atau pandangan mata yang kosong sebaiknya dihindari karena menunjukkan kita tidak fokus dan tidak bisa diandalkan dalam bekerja. Juga bisa membuat si pewawancara tersinggung karena merasa tidak kita perhatikan. Oleh karena itu tapan mata kita ketika wawancara janganlah kosong melainkan tataplah si pewawancara dengan sewajarnya.

Kedua, jangan menjabat tangan si pewawancara ketika mulai wawancara dengan lemas. jabatan tangan yang lemas menunjukkan kita kurang antusias dan semangat dalam bekerja. jabatlah tangan si pewawancara dengan wajar, jangan terlalu kencang tetapi juga jangan terlalu lemas.

Ketiga, menganggukkan kepala terlalu sering. Menganggukkan kepala memang diperlukan untuk menunjukkan kita memahami apa yang ditanyakan maupun pernyataan si pewawancara. Namun menganggukkan kepala terlalu sering justru menunjukkan kita tidak konsentrasi dan hanya ingin menyenangkan si pewawancara saja tanpa kita memahami apa yang ditanyakan atau dikatakan si pewawancara.

Keempat, hindari pula melakukan tindakan-tindakan yang kurang sopan atau kurang enaik dipandang. Contohnya: sering menggaruk-garuk kepala. Atau juga mengkorek telinga. Contoh yang lain mengupil. Hal-hal itu bisa dianggap bahwa kita merupakan orang yang tidak punya etika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun