Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mudik dan Peran Desa-Kota

29 April 2022   09:15 Diperbarui: 29 April 2022   09:17 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: oto.detik.com

Mudik ternyata merreleksikan peran masing-masing dari Desa dan Kota. Desa tampaknya nyaman sebagai tempat tinggal tetapi tidak untuk mencari penghasilan. Maka berbondong-bondonglah orang mencari pekerjaan ke kota. 

Mereka seringkali rela untuk bertempat tinggal seadanya entah di rumah singgah atau di lokasi-lokasi yang tidak higenis dan nyaman sebab untuk mencari rumah tempat tinggal yang baik butuh dana yang tidak sedikit.

Di sisi yang lan tampaknya kota tempat yang baik untuk mencari penghasilan tetapi tidak untuk tempat tinggal. Seperti yang telah disebutkan tempat tinggal yang nyaman dan higenis sangat mahal harganya di kota.

Belum lagi bicara soal polusi berbagai hal: udara, air, dan suara yang terus menganggu dan menjadi bagian hidup seharhari. Maka ketika liburan panjang banyak orang ingin menikmati kenyamanan sebentar di desa.

Sebenarnya pemerintah sudah berusaha membangun desa dengan dana desa yang cukup besar jumlahnya. Tujuannya supaya desa juga bisa lebih baik dan dengan demikian menjadi tempat yang baik untk memperoleh pekerjaan di samping tempat yang baik untuk bertempat tinggal. 

Namun memang semuanya butuh proses. Juga banyak desa yang tidak siap menerima dana yang begitu besar sehingga pemnafaatannya belum optimal. Ditunggu partisipasi para ahli untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana desa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun