sang lelaki tak hentinya menyesal atas masa lalunya
Di usianya yang menua,Ia merasa menyia-nuyiakan waktu dengan perbuatan tak berguna
Semakin ia berusaha melupakan noda dosanya, semakin terasa menghujan di hati dan menimbulkan luka yang menganga
Pergilah ia ke sebuah kapel kecil di sebuah kota kecil untuk berdoa sambil berlinang airmata.
Tengah hening berdoa dirasakannya ada tangan yang mengelus kepalanya
Didengarnya pula suara berbisik lembut kepadanya:
Sudahlah anakku lupakan semua dosa-dosa dan dekat-dekatlah padaKu selalu Aku akan menjagamu setiap masa
Sang lelaki berkata: Tuhanku aku tak pantas menerima semuanya
Balas suara itu: sudahlah, percayalah. Bukan orang sehat yang butuh dokter melainkan yang sakit dan luka.
Tenanglah hati sang lelaki menjalani sisa-sisa hidupnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H