Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Hanya Sekedar Abu di Dahi

1 Maret 2022   22:09 Diperbarui: 1 Maret 2022   22:13 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abu kembali dioleskan di dahi pada rabu abu.

Abu di dahi bukan hanya tanda sepele yang tak perlu

Abu sebagai pertanda pertobatan yang dituntut atas dosa-dosa masa lalu
Tapi tak boleh bahwa dosa masa lalu itu membelenggu
Masa depan semua harus mengingkari dosa dan masa lalu biarlah berlalu

Debu juga mengingatkan bahwa manusia hanyalah debu di hadapan  Sang Pencipta selalu
Di hadapan Tuhan seberapapun berkuasa dan berilmu serta berharta manusia  ia tak lebih dari kotoran yang besarnya sekuku

Debu juga mengingatkan bahwa manusia dulu dibentuk dari debu dan nanti akan berpulang menjadi debu
Semua di dunia ini tak kekal abadi, ia hanya kekekalan yang ternyata semu

(Puisi untuk menyambut Rabu Abu tanggal 2 Maret 2022  sebagai masa awal puasa dan pantang atau prapaskah untuk menyambut Hari Raya Paskah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun