Sang lelaki tua kangen pada pertunjukkan layar tancap di desanya. Ketika dia masih kanak-kanak dahulu kala
Waktu itu ketika layar tancap digelar di lapangan desa, semua orang dewasa dan akan-anak, menyambut dengan gembira
Mereka berkumpul dan sambil nonton bersama, ngobrol tentang berbagai hal yang disuka.
Banyak peagang makanan kecil dan barang aneka juga.
Ekonomi keluarga dan rakyat kecilpun tertolong meski tak seberapa
Tapi kini layar tancap yang besar itu sudah digantikan oleh layar kaca dan oleh layar kecil dalam genggaman pula
Anak dan orang dewasa tak lagi berinteraksi secara tatap muka
Mereka, seperti manusia autis, hanya asyik dengan diri mereka sendiri saja.
Tak ada lagi pedagang kecil yang menjaja.
Sebaliknya, para industriawan skala dunia yang menguasai teknologi digital yang jadi kaya raya.
Namun sang lelaki tua hanyalah manusia biasa yang harus menyerah pada putaran sang kala. Masa lalu yang indah hanya bisa hadir di ingatan belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H