Sang gadis menulis surat cinta pertama kali di bulan Januari. Surat cinta dimana ia punya insiatif untuk memulai. Kepada seorang perjaka yang dikenalnya lewat media sosial untuk pertama kali.
Dirangkainya kata-kata indah berseri di atas kertas jingga pertanda cinta setengah mati.
Berlembar-lembar cerita sehari-hari yang dilakoni ditulisnya bagai menulis novel cinta yang berkobar-kobar bagai api.
Lalu dilipatnya dan hendak dikirimnya surat itu kepada seseorang nun jauh di sana di mana dia menjatuhkan hatinya untuk pertama kali.
Tapi ketika ia sampai di kantor pos timbul keraguan di hati. Apakah surat cintanya nanti dibaca sang perjaka  dengan sungguh hati? Benarkah pejaka yang dicintanya pertama kali itu memang punya kadar cinta sama dengan dia saat ini? Jangan-jangan sang perjaka hanya main-main dan mengatakan hal yang sama dengan banyak gadis di seberang yang rupawan, cantik, seksi dan bebas bergaul sehari-hari?
Akhirnya sang gadis tak jadi mengrimkan suratnya itu dan memilih menanti. Â Jika sang perjaka memang benar mencintai tentulah ia yang akan mengirim surat cinta pertama kali.
Ini mungkin mirip kisah cinta di jaman Siti Nurbaya, tetapi memang cinta yang seeperti ini masih terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H