Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Percakapan Sang Gadis dengan Kekasihnya yang Pergi Abadi

27 Desember 2021   22:40 Diperbarui: 27 Desember 2021   22:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Tiap malam sang gadis berduka dan bercakap sendiri. Bercakap seolah dengan kekasihnya yang telah pergi abadi.

Sang gadis selalu berhalusinasi seolah kekasihnya itu masih ada untuk mendengar sang gadis mengeluarkan isi hati. Dengan seperti itu sang gadis lega hati tetapi itu merusak diri. Ia kini bagai tulang yang berbalut kulit ari. Ia cenderung mengisolasi diri dan tak pernah bersosialisasi.

Sementara itu, jiwa sang lelaki kekasihnya juga tak bisa beristirahat dalam damai. Perjalanan jiwanya tak bisa abadi. Maka atma sang lelaki mencari jalan bagaimana ia akan menyampaikan pesan agar tercapai kebaikan bagi berdua sebagai solusi.

Lalu sang lelaki menyampaikan pesannya lewat mimpi. Dalam mimpinya sang gadis bertemu sang lelaki. Sang lelaki berkata bahwa mereka tak sama lagi. Tak bisa bersatu dalam satu dimensi. Sang lelaki mengatakan bahwa perilaku sang gadis justru menyiksanya karena ia tak bisa abadi. Lebih baik sang gadis- kata sang lelaki lagi- melepasnya pergi. Sang lelaki mengatakan ia akan meminta kepada Tuhan supaya ada lelaki yang lebih baik sebagai pengganti.

kemudian sang gadis tersadar dari mimpi. Ia tersadar bahwa sudah saatnya merelakan kekasihnya yang telah pergi abadi. Ia memegang janji pesan sang lelaki dalam mimpi bahwa akan ada seorang lelaki pengganti yang lebih baik yang akan mendampingi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun