Sang gadis sudah kehabisan airmata. Ia berkali-kali terluka. Luka pertama didapatnya dari lelaki pertama yang mengatakan akan mencintainya selamanya. Tapi itu tak terbukti adanya. SAng lelaki pergi dengan gadis yang lebih belia dan kaya.
Ketika luka pertama itu hampir mengering datanglah lelaki kedua mengisi hatinya. Kali ini akan berkahir bahagia tampaknya. Tetapi Tuhan ternyata lebih mencintai sang lelaki dengan memanggilnya karena corona. Sang gadis kembali berurai airmata tetapi kali ini lebih ikhlas menerima karena bukan ulah manusia tetapi takdir yang ditentukan oleh Yang Kuasa.
Sang gadis bertekad untuk menuup hatinya. Tapi itu tak bisa. Ada lelaki yang ketiga yang menawarkan cinta yang mempesona. Cinta yang dimahkotai dengan janji setia. Sudah setahun ini hubungan dengn sang lelaki ini dijalaninya. Tapi sang gadis mulai ragu lagi apakah sang lelaki tidak akan menyakitinya. Perilakunya kahir-akhir ini berubah tak seperti biasanya. Ia tak ingin airmatanya kembali tertumpah di pipinya.
Dalam kebingungannya, akhirnya sang gadis ingat kepada siapa ia harus menaruh harapannya. Harapan itu mestinya ia taruh pada Yang Kuasa yang selalu tak pernah mengecewakannya.
Maka sang gadis berdoa  semoga memang lelaki yang ketiga ini yang dipilihkan Tuhan untuknya. Jika ada kurangnya maka ia berdoa semoga ia bisa menerimanya.  Karena memang tak ada manusia yang sempurna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI