Ayah saya almarhum adalah seorang tentara dengan pangkat kapten yang sebenarnya tak boleh dipandang sebelah mata.
Tapi saya dan saudara-saudara saya tak pernah sekalipun menyombongkan diri dan jadi jumawa. Sebab ayah selalu meminta supaya kami hidup biasa dan sederhana. Ayah juga hidup sederhana karena kesejahteraan tentara waktu itu belum setinggi sekarang  adanya. Ayah seorang jujur dan selalu menjaga perilakunya. Tak pernah sekalipun marah dengan menunjukkan bahwa ia seorang tentara kecuali, seingat saya, pada suatu kesempatan.
Suatu kesempatan itu adalah ketika ada pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan yang nyaris menabrak saya waktu saya naik sepeda. Ayah marah waktu itu dan sempat membawa pistolnya. Saya maklum tindakan ayah karena mungkin itu bentuk kasih sayangnya yang demikian besar kepada saya.
Setelah itu sampai pensiunnya ayah tak pernah lagi menunjukkan diri secara jumawa sebagai tentara. Kami anak-anaknya juga tak pernah menyombongkan diri sebagai anak tentara karena menuruti nasehat dan teladan ayah yang bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H