Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bagai Bunga Wijaya Kusuma

26 November 2021   00:56 Diperbarui: 26 November 2021   01:00 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kompas.com

Sang gadis begitu berharap untuk segera menuntaskan cintanya pada sang pemuda. Ia sangat tergesa-gesa.

Alasannya sederhana, bak bunga wijayakusuma, harum dan mekarnya hanya sementara dan sebentar saja.

Tapi sang pemuda masih ingin bebas merdeka. Tak mau diikat dengan ikatan yang membatasi geraknya.

Sang gadis kecewa. Lalu ditinggalkannya sang pemuda. Ia mencari kumbang yang lain yang mau mempersuntingnya. Tapi cinta ternyata tak bisa dipaksa datangnya. Meski sang gadis yang bagai sang bunga wijaya kusuma sudah mekar dan menebar wanginya tak ada kumbang yang mau hinggap dan mengisap madunya. Mungkin sang kumbang juga takut bahwa wangi dan mekarnya sang wijayaa kusuma hanya sementara dan madunyapun akan segera habis paripurna.

Kini tinggallah sang wijaya kusuma yang merana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun