Sang lelaki itu begitu betah mencintai wanita  kekasihnya yang kini jadi isterinya. Padahal menurut beberapa orang termasuk tetangganya, wanita itu kerap bertindak dan berkata menyakiti lelakinya.
Tetapi bagi sang lelaki, mencintai sang wanita adalah bagaikan mencintai bunga mawar, bunga kesukaannya. Mencintai bunga mawar yang terutama adalah mencintai wangi dan mahkta indahnya. Tetapi tak bisa hanya wangi dan mahkotanya, ada juga duri-duri yang menyertainya.
Maka mencintai mawar harus mau juga mencintai duri-durinya. Lelaki itu justru menganggap duri sebagai pelindung mawar miliknya dari lelaki lain yang ingin menggodanya. Sebab bagi sang lelaki ia sudah terbiasa tertusuk duri mawar miliknya. Sedangkan bagi lelaki lain, tertusuk duri ,enimbulkan luka yang tiada tara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI