embun pada daun talas yang tumbuh di bawah jendela.
Cinta sang wanita pada sang lelaki bagai cintaEmbun itu lebih rela ditelan sang daun talas saja daripada  harus jatuh ke tanah kering yang kejam tak terkira.
Sang embun juga lebih memilih menyatu dengan daun talas daripada harus tersengat sinar matahari yang dengan sesaat bisa memusnahkannya
Tapi daun talas menolaknya sehingga sang embun harus terguncang kian-kemari ditiup angin dan dihempas udara. Sekuat apapun sang embun memohon tetap daun talas tak menggubrisnya. Sekuat apapun embun berusaha mencari pegangan tetap saja akirnya ia harus jatu ke tanah dan dibakar sinar matahari hingga ia lenyap selamanya.
Mengalami nasib demikian yaitu mencintai yang sia-sia, sang embunrela saja. Cinta terkadang tak berakhir indah  bagai permata.
Demikianlah cinta sang wanita pada lelaki yang dicintainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H