Sudah berkeliling lama sang burung tapi tak juga ketemu lokasi di mana ia bisa meletakkan sarangnya.Â
Hutan yang dulu masih banyak pohon rimbunnya, Â kini sudah habis semua. Sudah berganti jadi hutan beton kota. Uang ternyata maha kuasa bisa membeli dan mengubah semuanya.Â
Hampir putus asa, Â sang burung akhirnya menemukan pohon juga. Di pekarangan sempit di rumah seorang lelaki tua. Â
Konon rumah dan pekarangan itu sudah ditawar seorang pengusaha dengan harga ratusan juta. Katanya untuk dijadikan toko swalayan yang menjual barang beraneka. Tapi sang lelaki tua tak mau melepasnya.Â
Rumah dan pekarangan itu sudah mengukir kisah indah masa lalunya. Itu tak bisa dibeli berapapun harganya. Ada pertimbangan lain juga. Ia ingin menyumbang peran ikut menciptakan paru-paru kota supaya manusia,  hewan dan mahluk lainnya masih bisa menghirup udara segar dan sehat selamanya .
Maka oleh sang lekaki dibiarkannya sang burung meletakkan sarang di pohon di pekarangannya. Sang burungpun lega akhirnya.Â
Hanya masalahnya sang lelaki sudah tua dan sendiri saja. Bagaimana kalau sang lelaki akhirnya meninggal dunia?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H