Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Gadis yang Mencoba Mengumpulan Serpihan Hatinya di Yogyakarta

18 September 2021   12:05 Diperbarui: 18 September 2021   12:07 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pinterest.cl

Sambil menitikkan airmata tiada hentinya sang gadis mengunjungi Yogyakarta.

Kota itu penuh kenangan bahagia baginya. Di yogyakartalah sebagai sesama wisatawan nusantara ia bertemu kekasihnya.

Lalu mulai dipungutinya kembali serpihan hati yang tertinggal di sana.

Di jalan Malioboro, serpihan pertama dijumpainya. Tak lain adalah secuil kenangan perjumpaan pertamanya dengan sang pemuda. Kala itu hatinya yang telah lama beku tiba-tiba mencair dan memancarkan cahaya bahagia.

Perjalanan ia teruskan ke alun-alun selatan dan ia menemukan kepingan selanjutnya. Mereka pernah mencoba dengan mata tertutup berjalan di antara dua pohon kembar untuk menguji niatnya. Mitos mengatakan jika dengan mata tertutup berhasil berjalan di antara dua pohon beringin itu cita-cita dan niatnya akan terlaksana. Sayang mereka gagal tetapi mereka waktu itu percaya bahwa itu hanya mitos belaka.

Lalu sang gadis masih dengan cucuran air mata menuju ke Kaliurang di kaki Gunung Merapi, sebuah destinasi wisata. Kali ini yang dijumpainya bukan serpihan tetapi bongkahan besar hatinya. Sebab di tempat ini keduanya berjanji akan hidup bersama selamanya. Sang gadis terpaku lama.

Sampailah kemudian sang gadis di daerah Wijilan di dekat alun-alun utara. Di sana kembali sang gadis menemukaan pecahan hatinya. Kala itu ia dan kekasihnya makan gudeg bersama di sana. Itu adalah pertemuan sebelum mereka kembali ke kota masing-masing tempat tinggalnya.

Setelah pertemuan itu kisah cinta jarak jauh berlangsung mesra seterusnya. Sampai kemudian tiba-tiba tak ada kabar berita dari sang pemuda. Seolah ia hilang begitu saja. Nomernya diblokir sang pemuda. Sang gadis bertanya ada apa sebenarnya. Dalam WA memang sempat mereka berbeda pendapat tajam dalam suatu perkara. Tapi itu kan masalah biasa dalam cinta.

Kini sang gadis bingung hendak mencari sekeping lagi dari bagian hatinya. Kepingan yang bisa menjelaskan mengapa sang pemuda memutus cinta mereka. Kepingan itu mungkin ada di kota dan pikiran sang pemuda. Tapi bisa juga di kotanya dan di sikapnya yang mungkin belum dewasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun