Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangis Sang gadis di Tengah Tiris Gerimis

16 September 2021   22:59 Diperbarui: 16 September 2021   23:01 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Sang gadis menangis.

Tengah malam itu gerimis rintik dan tiris.

Ini bukan soal kesedihan sentimental cinta yang romantis.

Ini soal kehidupannya yang kian miris. Ia terpaksa ditinggal dua orangtua karena corona yang bengis. Padahal di bahu keduanya ia menggantungkan masa depan yang manis. Tapi itu kini hilang bagai dibawa terbang burung belibis. Sedangkan ia sendiri belum cukup bekal dan dewasa tuk menghadapi hidup dengan optimis.

Sempat terpikir ia ingin mengakhiri semuanya dengan nadi yang akan ia iris. Tapi tak jadi ia mengakhiri hidup dengan tragis. Akhirnya diputuskannya untuk terus menangis.  Sang bunda dan ayahandanya hanaya bisa ikut menangis sambil memohonkan kepada Tuhan yang kini lebih dekat kepada mereka supaya puterinya dicarikan jalan yang manis.

Kelihatannya Tuhan berkenan kepada permintaan kedua orangtua itu sebagai karma karena selama di dunia terus berbuat baik dan melawan kejahatan iblis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun