Melati adalah puspa bangsa. Ia melambangkan kesucian yang tampak dari warna putihnya. Harapan yang dilambungkan agar sekalian elemen bangsa mencintai Nusantara tanpa dusta.
Ketika mekar di taman bunga, harum waninga semerbak mengangkasa. Bila harum itu menyebar di senja dan malam maka ada aroma mistis bersamanya. Para jiwa dan semua mahluk non manusia berebut menyantap harumnya.
Ia juga dijadikan bunga sesaji untuk para dewa dan juga Tuhan yang Maha Kuasa. Pada upacara pernikahan rangkaian melati juga simbol keagungan dan kesucian mempelainya.
Di pusara para pahlawan tertanam pula melati sebagai simbol keikhlasan dan kesucian darah mereka dalam membela banagsa dan negara.
Kembali merefleksikan melati sebagai puspa atau bunga bangsa, sungguhkah perilaku setiap kita mencontoh kesucian melati yang tanpa dusta? Ataukah kita cenderung menganggap Nusantara ini hanya sekedar panggung sandiwara?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI