bendera pusaka Sang Saka Merah Putih yang pertama kali dikibarkan ketika Proklamasi keluar dari tempat penyimpanannya dan berjalan-jalan. Ia hendak mencari siapa yang hendaak dinaungi dengan kibarannya.
Suatu ketikaKetika melewati rumah-rumah mewah. Bendera itu lewat begitu saja karena penghuninya sudah sejahtera dan tak membutuhkan pertolongan dan naungannya.
Lalu lewatlah bendera ke gedung-gendung tempat para wakil rakyat bersidang dan juga ke kantor-kantor partai politik. Bendera itupun melewatinya. Mereka yang menggunakan gedung itu tak juga membutuhkan naungannya karena mereka sering hanya asyik berdebat untuk kepentingan diri dan partainya tetapi melupakan rakyat yang seharusnya diperjuangkannya.
Tibalah bendera itu di depan sebuah gbug reyot yang dihuni oleh seorang janda dan seorang anaknya yang masih kecil. Bendra itupun berhenti di sana. Ia ikut menangis dan tertegun di sana. Ia berjanji ketika nanti dikibarkan di istana negara, ia akan mengingatkan pada semua yang menghormatinya untuk memperhatikan orang-orang seperti janda dan anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H