Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berpikir Merdeka

7 Agustus 2021   11:03 Diperbarui: 7 Agustus 2021   11:17 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara maju konon adalah negara yang menghargai penduduknya tuk berpikir merdeka. Di bandara Arlanda Stockholm Swedia negara tempat markas penerimaan Hadiah Nobel ada Billboard yang menegaskan hal berpikir merdeka. Ada  Billboard bertuliskan "welcome Students and Reserachers", ya selamat datang para pelajar dan peneliti dan bukan iklan produk-produk ternama.

Sesungguhnya kemerdekaan Indonesia di samping direbut dengan senjata, juga direbut dengan kemerdekaan berpikir dalam bobot yang sama. Konsep proklamasi kemerdekaan dan UUD 1945 dihasilkan secara briliyan dari hasil berpikir merdeka.

Ketika para bapak bangsa seperti Soekarno dan Hatta serta banyak yang lainnya mendekam di penjara, badan mereka memang terkurung dan tidak bisa ke mana-mana. Namun jiwa dan pikiran mereka merdeka. Membaca apa saja dan bebas menuliskan apa saja.

Kini setelah 76 tahun merdeka sudah ada kebijakan untuk berpikir merdeka. Anggaran pendidikan jadi kewajiban di tingkat pusat dan daearah dalam belanjanya. Ada program merdeka belajar supaya anak didik tidak terkungkung pada suatu wahana. Yang menjadi masalah apakah dalam pelaksanaan sudah sesuai dengan arah kebijakannya?

Di tengah pandemi corona, di mana badan tak leluasa, mungkin kita semua harus meniru para bapak bangsa. Kita harus membebaskan pikiran dan hati kita untuk merdeka. Siapa tahu dari hasil berpikir merdeka akan ditemukan obat untuk membasmi corona.

Dirgahayu Republik Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun