ibu penjual es tebu itu bukan sandiwara. Itu airmata yang tulus tanda terharu dan bahagia.
Tetes air mataCari makan semakin susah di masa pandemi, itu kata jujur dari hatinya.. Ketika ditanya baru 5 gelas es tebu dijualnya.
Untunglah hari itu datang Mat Peci dengan isterinya. Mereka menawar es tebu dengan cara tak biasa. Membayar harga hingga limaratus ribu besarnya.
Sang ibu penjual es tebu terpana. Tak pernah terpikir olehnya menerima rejeki sebegitu banyaknya. Ia lalu bersyukur pada Tuhannya. Berterima kasih pada Mat Peci pembelinya.
Tirulah  Mat Peci dengan kedermawanannya. Saatnya rakyat bergerak dengan dermanya. Jangan terlalu menggantungkan diri pada negara. Negara sudah cupet dananya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H