Kaos kaki itu selalu setia menemani sang lelaki tua yang seorang diri. Ia dipakai terus karena sang lelaki tak tahan dingin karena faktor usia yang terus melaju tanpa bisa ditahan oleh diri.
Ia tak pernah mengeluh sakit karena diinjak setiap kali. Juga tak pernah mengeluh tak pernah dicuci hingga penuh daki. Tapi ia bersyukur kaarena itulah bentuk bhaktinya bagi sang lelaki.
Ia tak tahu sampai kapan begini. Mungkin nanti hal itu akan diakhiri ketika napas sang lelaki berhenti. Namun setelah itu, lalu bagaimana hidupnya akan berarti? Karena mungkin ia juga akan menemani tidur abadi sang lelaki yang sebenarnya tak membutuhkan bhaktinya lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H