Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tawaran Anak pada Ayahnya

8 Juni 2021   21:03 Diperbarui: 8 Juni 2021   21:05 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang anak pulang ke kampung. Ia berkata pada ayahnya: pak saya belikan kalkulator atau komputer ya biar bapak bisa cepet menghitung laba dagangan bapak. Tetapi si bapak menjawab: idak usah nak. Toh laba hasil dagangan bapak bisa dihitung tanpa kalkulator atau komputer karena cuman sedikit tapi cukup untuk makan.

Si anak berkata lagi: saya belikan jam tangan baru ya pak. Jam tangan bapak sudah kuno dan ketinggalan jaman. Sang ayah menjawab lagi: tidak usah nak. Kalau jam tangan bapak mati, bapak tetap bisa menerka jam berapa. Ada matahari, bulan, dan bintang yang letaknya menandakan jam berapa. Untuk jam sembahyang, toh ada pemberitahuan dari surau atau langgar di sebelah rumah.

Si anak mengangguk dan setuju apa yang dikatakan bapaknya. Hidup sebenarnya sangat sederhana. Tak perlu dirumitkan dengan apa-apa yang tak dibutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun