Pada awal mula dunia, bumi seisinya diciptakan serasi oleh Yang Ilahi. Gunung dibuat indah menjulang tinggi. Danau tercipta tenang dan sunyi. Sungai mengalir sampai jauh ke ujung yang asri.
Diberikan pada manusia gratis tanpa kompensasi
Tapi apa kini yang terjadi?
Bumi telah penuh dengan polusi. Sebab ego untuk menguasai dan mengeksploitasi lebih besar dari keinginan menjaga alam tetap lestari, Hanya industrialisasi, komersialisasi, dan profit yang dicari. Pohon dan hutan ditebangi demi sesuap nasi.
Akibatnya ikan-ikan berlari menghindari air yang tercemar industri. Burung-burung kebingungan mencari pohon-pohon tuk bersarang dan melindungi diri. Manusia sudah lama bersahabat secara terpaksa dengan lingkungan hidup yang jauh dari lestari.
Tapi anehnya jika terjadi bencana alam, alamlah yang justru dicaci. Manusia tak sadar diri bahwa itu kesalahan diri.
Lalu datanglah pandemi. Untuk sementara eksploitasi bumi terhenti. Alam bisa bernafas dan memulihkan diri. Tapi dengan vaksinasi maka segera saja aktivitas manusia kembali. Bumi kembali menahan nyeri.
Maka sudah saatnya manusia berefleksi untuk mengekang diri. Jika tidak, perlukah Tuhan mengirimkan lagi pandemi?
(Puisi memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H