Ada pola berulang dalam kesedihan dan petaka di keluarga itu turun temurun tak terputuskan. Â Bagai belitan ular piton yang kuat. Â Tiap anak sulung yang dilahirkan meninggal muda
Dalam doa ditelusurilah sumber petaka. Ternyata ada kutuk yang disematkan di pohon keluarga oleh seseorang karena salah satu nenek moyang menyakiti hati orang bersangkutan.
Ada sebab lain. Ada juga nenek moyang yang mengikat perjanjian dengan setan dalam pencarian harta dengan mengurbankan keluarga. Tak ada makan siang gratis bagi setan.
Maka ruwatan dan doapun diadakan. Untuk memutus kutuk dalam pohon keluarga.
Maka hati-hatilah dalam berkata yang bisa menyakiti liyan. Pun jika minta segala sesuatu, mintalah pada Tuhan yang maha murah tanpa syarat yang memberatkan. Hanya butuh usaha dan doa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H