Tempat itu hanyalah sebuah bandar kecil
Hanya perahu nelayan dan kapal kecil yang berlabuh dan membuang sauh di sana.Â
Tetapi bagi lelaki itu, itu adalah sebuah tempat yang sangat berarti di mana ia melabuhkan hatinya pertama kali dulu. Kepada gadis sederhana puteri seorang nelayan.Â
Dulu ia biasa duduk di tepi bandar itu dan bercerita panjang lebar tentang rencana masa depan.Â
Lalu pada suatu waktu ia harus pergi jauh tuk masa depan yang lebuh baik. Dengan berat hati ditinggalkannya tempat itu dan sang gadis.Â
Kini ia kembali untuk menjemputnya. Seorang penunjuk jalan menuntunnya ke tempat sang gadis dengan tak banyak bicara..Â
Sampailah mereka. Ternyata yang dijumpai sang lelaki hanya pusara. Rupanya corona sudah menjemput lebih dahulu sang dara. Pantas saja tak pernah ia membalas pesan dan suratnya.Â
Kini hanya kantanta samsara yang bisa didendangkan sang pria.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI