Chairil Anwar. Contoh perjalanan manusia lewat karya sastranya yang terbaca terang.
Ketika muda ia berkata: Aku ini binatang jalang. Dari kumpulan terbuang. Biar peluru menembus tubuhku aku akan tetap meradang menerjang.
Tapi tak bisa ditolaknya kodrat manusia. Ketika semakin tua ia menulis: cemara menderai semakin jauh. Terasa hari akan menjadi malam. Dan di Bait-bait terakhir puisinya itu ia berkata: hidup hanya menunda kekalahan.
Tak ada, sungguh tak ada, yang bisa melawan irama hidup demikian. Tak juga sang penyair yang mencoba gagah dan bertahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H