Sang lelaki memutuskan untuk menyambut pagi dengan berseri. Ia ingin menjadikan hidupnya berarti. Pagi yang berpendar sinar alami telah mengganti malam yang gelap tak terperi
Hati yang meratap sejak senja hingga malam hari kini berganti dengan nyanyian pagi seperti tarian burung-burung Nuri.
Tak usahlah usaha berat tuk jadi makhluk yang selalu punya hati dan jiwa yang sehat alami. Cukup lihatlah dari jendela: bunga yang mekar indah berseri, udara yang semilir menyejukkan hati, atau orang-orang yang berangkat kerja dengan semangat tuk mencari rejeki.
Satu lagi jadikanlah hidup berarti pagi liyan yang butuh hati. Tak perlu beri harta duniawi. Cukup beri empati dan simpati. Apalagi sekarang situasi pandemi.
Hidup ini hanya sekali setelah itu mati, kata Chairil. Maka jadikanlah berarti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H