Lelaki itu punya satu tekad. Bukan untuk jadi terkenal. Bukan untuk jadi kaya. Bukan pula untuk mengalahkan apalagi mempermalukan liyan.
Tekadnya hanya sederhana. Mengalahkan diri yang tak sempurna. Memperbaiki asa yang hampir punah. Dan menjadi diri yang lebih paripurna
Ia berterima kasih kepada masa yang mengukir berbagai hal. Ia berteima kasih atas jatuh yang menguatkan. Atas luka yang mendewasakan. Atas kegagalan yang menumbuhkan. Dan atas pertemuan yang meneguhkan.
Tak lupa pula terima kasihnya paada Tuhannya yang ternyata setia menyertainya hingga akhirnya kini ia masih melihat cahaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI